Mega proyek Tequila Wolf adalah sebuah proyek
pembangunan jembatan - jembatan raksasa yang akan menjadi jalur penghubung
antar pulau di East Blue. Dan mega proyek ini sendiri sudah berlangsung selama
700 tahun dan belum ada kata “Selesai”
sampai dengan hari ini. Proyek jembatan raksasa ini dikerjakan oleh para budak
yang juga seorang penjahat yang dikirim dari berbagai negara atau mereka yang
menolak bergabung dengan pemerintah dunia. Dan berbicara tentang mega proyek
Tequila Wolf berarti berbicara tentang kelamnya sejarah perbudakan dalam cerita
One Piece. Adanya Balai Pelelangan Manusia dan toko penjualan manusia di arc Sabaody Archipelago adalah salah satu bukti
betapa kelamnya sejarah perbudakan dalam cerita one piece. Tidak hanya manusia
tetapi semua ras yang ada dalam cerita one piece bisa dijadikan budak serta
diperjual belikan di toko pelelangan tersebut. Kurcaci, raksasa, mink, dan
duyung bisa dengan mudah ditemui di tempat ini. Yang terpenting bagi para calon
pembeli adalah semakin sulit ditangkap maka akan semakin mahal juga harga budak
tersebut ketika akan dilepas kepasaran. Otomatis semakin tinggi pula prestise
atau nilai sibudak tersebut untuk dipamerkan ke teman sejawat. Bahkan salah
satu dari kaum Naga Langit, St Carlos
rela merogoh kocek hingga 500 juta berry hanya untuk membeli seekor duyung
bernama Camie, dan tujuan St Carlos membeli Camie hanya untuk diadu dalam
balapan renang dengan ikan piranha serta membuktikan rumor yang mengatakan
bahwa duyung adalah species tercepat dalam hal berenang. Sungguh, fakta yang
sangat mengerikan.
Tetapi itu semua belum
ada apa – apanya. Karena sebenarnya hal yang sama pernah terjadi di sebuah
negri yang kelak kita kenal dengan nama Dresrossa
jauh sebelum Gol D Rojer di eksekusi. Tepatnya ketika 900 tahun yang lalu atau
pada saat Void century dimulai,
ketika itu keluarga Donquixote atau nenek moyang dari Doflamingo dan Corazon yang
berstatus sebagai Raja di Dressrosa memperbudak para suku kurcaci dengan sangat
kejam. Entah untuk kepentingan seperti apa, yang jelas kekejaman dari keluarga Donquixote
tersebut sampai membekas hingga ke generasi saat ini (Leo, Bomba, Kabu, Dkk). Dan
para kurcaci ini baru bisa bebas ketika perang besar berakhir atau 800 tahun
yang lalu. Karena pada saat itu keluarga Donquixote memutuskan untuk
meninggalkan tahta mereka di Dressrosa lalu pindah serta menetap di tanah suci Mariejoa.
Yup, keluarga Donquixote lebih memilih memberikan
tahta mereka kepada nenek moyang Raja Riku dan menjadi salah satu dari 19
negara yang tinggal di atap dunia yang kelak bernama tanah suci Mariejoa. Nenek
moyang dari Raja Riku yang pada saat itu mengambil alih kekuasaan membebaskan
para kurcaci tersebut dari belenggu perbudakan. Dari sejarah perbudakan yang
sangat kelam barusan ada pula yg memanfaatkan budak untuk tujuan yang tidak
jelas seperti mengerjakan mega proyek jembatan Tequila Wolf. Kalian pasti sudah
mengetahui bahwa proyek ini sudah berlangsung selama 700 tahun. Tujuanya sudah
sangat jelas yaitu sebagai penghubung antar pulau di wilayah East Blue. Tetapi
apakah benar tujuanya hanya sesederhana itu ? Karena kalian pasti tahu bahwa
kapal laut bukanlah suatu hal yang asing pada masa itu. Karena salah satu dari
tiga senjata kuno berwujud kapal perang bernama Pluton sudah tercipta jauh sebelum mega proyek Tequila Wolf ini
dimulai.
Dan ini adalah sebuah
bukti yang tidak terbantahkan. Jadi untuk apa harus membuat jembatan kalau pada
masa itu sudah ada transportasi kapal laut untuk melewati ganasnya ombak
dilautan ? Perlu diingat pada komik One Piece dichapter 593 salah seorang dari Pasukan Revolusi pernah mengatakan
kepada Nico Robin bahwa “Proyek ini adalah perintah dari kaum naga
langit, Ada atau tanpa adanya tujuan bukanlah sebuah masalah”. Wow benar –
benar mengerikan. Karena perintah tetaplah perintah, kira – kira seperti
begitulah para kaum Naga Langit memperlakukan orang – orang yang dianggap
rendah oleh mereka. Bagi yang ingin menikmati pembahasan ini dalam bentuk video
bisa langsung klik disini dan jangan lupa juga untuk Like Fanspage kami di
facebokk untuk info – info menarik tentang One Piece lainya hanya disini.
Oke lanjut, Apabila
dianalisa lebih lanjut 700 tahun yang lalu berarti sesaat setelah berakhirnya “Era 100 tahun yang hilang” atau “Void Century”. Serta 100 tahun setelah
lahirnya tatanan yang mengatur seluruh dunia One Piece yang kelak bernama Sistem Pemerintahan Dunia. Kita pasti
sudah tau bahwa pihak pemerintah dunia selaku pemenang perang bebas melakukan
apapun termasuk perbudakan. Lalu bagaimana dengan pihak yang kalah ? Apakah
mereka semua dibantai habis dan tidak tersisa sedikitpun? Kemungkinan besar
tidak. Dan pihak yang menang merasa ingin lebih mendominasi dengan menghukum
pihak yang kalah. Dari sini saya berpendapat bahwa tujuan sebenarnya dari proyek
jembatan Tequila Wolf ini adalah sebagai bentuk hukuman atau penebusan
dosa bagi pihak yang kalah, sebagaimana lazimnya pihak yang kalah dalam perang.
Tetapi seiring berjalanya waktu para budak – budak yang dianggap sebagai pihak
yang kalah tadi mati satu per satu ditengah proyek jembatan yang tak kunjung
selesai. Lalu mereka digantikan dengan budak yang baru untuk mengerjakan proyek
tersebut dan begitu seterusnya. Lama kelamaan tujuan dari mega proyek ini dilupakan
atau bahkan hilang dan berganti dengan kerja paksa tanpa henti ditengah cuaca
dingin yang mengigit. Sungguh sebuah ironi. Semoga bermanfaat dan terima
kasih….
No comments:
Post a Comment