Wednesday 26 September 2018

Jewelry Bonney, Pasukan Revolusi, Dan Cahaya Sejarah Dunia One Piece



Mungkin kebanyakan dari kalian berfikir bahwa pembahasan tentang cerita One Piece dichapter 908 ini sudah basi atau telat, Tetapi menurut saya ada sesuatu yang sepertinya masih sangat menarik serta layak untuk dibahas. Langsung aja saya mulai pembahasanya dari pergerakan salah satu dari 11 Supenova yaitu Jewelry Bonney yang berhasil menyusup ke Istana Pangea di Mariejoa dengan cara menyamar menjadi Connie yang notabene adalah seorang Mantan Ratu dari Kerajaan Sorbet. Penyamaran ini terbilang sukses, Karena mampu mengelabuhi para penjaga yang ada di Tanah Suci Mariejoa. Dan perlu kalian ketahui bahwa didalam cerita One Piece semua karakter bergerak sesuai dengan kepentinganya masing – masing. Jadi apabila kepentingan tersebut saling bersinggungan maka karakter – karakter tersebut tidak akan segan – segan untuk saling bunuh satu sama lain. Seperti biasa apabila ada yang ingin menikmati pembahasan ini dalam bentuk video bisa klik disini dan jangan lupa untuk Like fanspage facebook kami hanya disini. Kalian juga bisa melihat – lihat atau membeli beberapa produk dari kami hanya disini.

Deviantart_by_goldenhans

Mari kita lanjutkan pembahasanya, Kira – kira kepentingan seperti apa yang membuat seorang Jewelry Bonney mau bersedia untuk pergi ke Tanah Suci Mariejoa ? Apakah untuk menyelamatkan Bartholomew Kuma ? Apabila jawabanya “Iya” Lalu untuk apa menyelamatkanya ? Pastilah Jewelry Bonney memiliki kepentingan lain yang teramat sangat mendesak. Apabila tidak maka tidak mungkin seorang Jewelry Bonney mau bersedia nekad untuk pergi ke pusat Pemerintahan Dunia (Markas World Government), Kecuali apabila memang dirinya sudah tidak waras atau gila. Lalu kepentingan seperti apa yang membuatnya nekad untuk merangsek masuk ke Tanah Suci Mariejoa ? Tentu saja hal ini masih sulit untuk ditebak, Tetapi ada satu hal yang pasti yaitu seorang Jewelry Bonney datang ke Tanah Suci Mariejoa dengan mempertaruhkan nyawa, Perlu diingat pada chapter 595, Dia sempat di tangkap oleh salah satu Admiral Angkatan Laut bernama Sakazuki alias Akainu jadi bisa dibilang Jewelry Bonney sadar betul dengan apa yang sedang dia lakukan. Tentu saja dia tidak ingin dirinya tertangkap oleh pihak Angkatan Laut (Marine) untuk kedua kalinya.

https://mangahub.io/chapter/one-piece-colored_110

Pada chapter 908 ini juga kita diperlihatkan Sabo yang emosi setelah melihat salah satu rekanya di Pasukan Revolusi (Revolutionary Army) yaitu Bartholomew Kuma diperlakukan dengan semena – mena oleh para Kaum Naga Langit(Tenryubitto). Kalian semua pasti sudah mengetahui bahwa pergerakan dari Pihak Pasukan Revolusi sangatlah rapih dan terorganisir. Jadi kedatangan pihak Pasukan Revolusi di Tanah Suci Mariejoa pastilah dengan perencanaan yang sangat amat matang. Tetapi di chapter tersebut justru sepertinya rencana yang sudah tersusun rapi tersebut malah berantakan akibat Sabo yang sudah terlanjur emosi. Apabila sebelumnya pihak Pasukan Revolusi sudah kehilangan markas utamanya di Baltigo akibat Sabo yang terlalu emosional karena ingin membantu adiknya Monkey D Luffy ketika di Dressrosa. Lalu bagaimana jadinya apabila saat ini Sabo juga Emosi di Tanah Suci Mariejoa ? Apakah mereka berakhir di penjara bawah air ImpelDown ? Atau mereka berhasil meloloskan diri dari tempat tersebut dengan keadaan hidup ?


Dan yang paling menarik dari semua itu adalah adanya sosok penguasa yang selama ini berada di balik bayang – bayang yang bernama Im-Sama. Saat itu salah satu dari kelima Gorosei bertanya kepada Im-Sama tentang cahaya yang akan dihapus dalam sejarah. Masih belum jelas cahaya apa yang dimaksud oleh para Gorosei. Tetapi disini saya mememukan setidaknya ada tiga cahaya yang pernah disebutkan dalam cerita One Piece. Dan yang pertama ada pada chapter 216, Saat itu Nefertari Vivi selaku seorang putri di kerajaan Alabasta berpidato di depan rakyatnya setelah terjadinya perang sipil dinegri itu selesai. Bisa dibilang saat itu pidato Vivi penuh dengan kata – kata kiasan jadi agak sulit untuk dimengerti. Tetapi dipidato tersebut Putri Vivi menyinggung soal cahaya yang terlihat tengah – tengah gelapnya badai. Belum jelas maksud dari cahaya tersebut, Yang pasti maksud dari pidato itu adalah adanya sebuah harapan di tengah – tengah keputusasaan.


Setelah itu cahaya yang kedua ada pada chapter 593, Pihak Pasukan Revolusi (Revolutionary Army) menyebut bahwa Nico Robin adalah sebuah Cahaya Revolusi atau Light Of Revolution. Kali ini maksudnya jelas, Yaitu Pihak Pasukan Revolusi menganggap Nico Robin adalah sebuah harapan untuk meruntuhkan kedigdayaan Pihak Pemerintah Dunia atau World Government. Perlu diketahui bahwa Nico Robin adalah satu – satunya orang yang selamat dari peristiwa Buster Call yang pernah terjadi di pulau Ohara. Dan dia juga satu – satu orang yang bisa membaca tulisan – tulisan kuno yang terpahat pada batu Poneglyph. Lalu cahaya yang terakhir ada pada chapter 625, Saat itu Seorang Ratu dari Kerajaan Ryugu (Ryugu Kingdom) di pulau manusia ikan yang bernama Ratu Otohime membawa pulang selembar kertas dari pihak kaum Naga Langit atau Tenryubitto. Selembar kertas itu berisikan tentang persetujuan kaum Naga Langit untuk para penduduk pulau Gyojin yang memiliki keinginan persamaan hak untuk tinggal di permukaan laut. Tetapi para ras manusia ikan harus mengumpulkan tanda tangan agar hal itu bisa terwujud. Otomatis selembar kertas tadi dianggap sebagai sebuah cahaya harapan bagi ras manusia ikan atau penduduk pulau gyojin yang selama ini menderita akibat diskriminasi.


Apabila kita mengacu pada kata – kata Gorosei soal Cahaya yang harus dipadamkan dalam sejarah, Maka itu artinya ada tiga orang yang kemungkinan besar akan dilenyapkan oleh pihak Pemerintah Dunia (World Government) yaitu Nefertari Vivi, Nico Robin, dan Ratu Otohime alias Putri Shirahohi. Tetapi apabila analisa ini salah, Lalu siapakah yang akan dilenyapkan oleh pihak Pemerintah Dunia ? Kita tunggu saja di chapter – chapter selanjutnya. Dan perlu diingat bahwa ini semua hanyalah pendapat pribadi dari saya jadi jangan terlalu dipercaya, Karena tentu saja pendapat saya bisa salah.

No comments:

Post a Comment