Entah kenapa akhir –
akhir ini saya malah teringat moment – moment ketika saya masih duduk di bangku
SMA dulu. Dan yang paling membuat saya teringat adalah ketika saya jatuh cinta
untuk yang pertama kalinya di dalam hidup saya atau kebanyakan manusia
menyebutnya sebagai “Cinta Pertama”.
Adalah hal yang wajar apabila anak muda seperti saya merasakan hal itu ketika
sedang berada di fase puber atau ABG, tepatnya ketika saya masih kelas 1 SMA
dulu. Lucu juga ya ketika saya ingat masa – masa yang mungkin sebagian besar
teman – teman saya sudah melupakan masa – masa itu. Indah, sedih, sebal, marah,
senang, lucu, dan setiakawan semuanya campur aduk jadi satu di dalam hati dan
memori saya. Mungkin agak lebay tapi setidaknya itulah perasaan yang saya alami
saat ini. Dan ada beberapa lagu yang sampai saat ini entah kenapa ketika saya
mendengarnya saya akan langsung terbayang wajahnya. Ya wajah si “dia”, Lagu “Bunga” dari Bondan Prakoso mengingatkan
saya ketika saya tengah berjuang agar mendapatkan perhatian dari si “dia”.
Tidak terlalu juga si, tapi berkesan dan membekas di memori otak saya. Ada lagi
lagu Padi yang judulnya “Menanti Sebuah
Jawaban” yang mengingatkan saya ketika sedang istirahat pertama berlangsung
dan waktu itu cuaca sedang dalam keadaan hujan yang sangat deras. Saya dan
“dia” ngobrol (lupa apa yang diobrolin) biarpun hanya sebentar. Tetapi membuat
kesan yang dalam dan sampai detik ini pun saya masih bingung kenapa harus lagu
– lagu tersebut yang ada dalam benak saya padahal saya tau betul lagu kesukaan
“dia” adalah “Surga Cinta” dari
AdaBand. Tetapi entah kenapa ketika saya mendengarkan lagu itu saya tidak
merasakan kesan yang dalam pada si “dia” malah sama sekali tidak mengingatkan
saya pada si “dia”.
Bisa dibilang ketika
itu saya jatuh cinta dengan orang yang salah karena dia adalah wanita tercantik
di kelas saya, Bahkan bisa dibilang wanita tercantik diangkatan saya. Jadi
bukan hal yang mengejutkan apabila setiap hari ada pria yang mencoba
peruntunganya untuk menyatakan cinta padanya. Tetapi semua laki – laki tersebut
di tolak oleh si “dia”, Entah apa yang menjadi alasanya. Agar tidak membuat
bingung sebut saja wanita cantik yang menjadi cinta pertama saya itu bernama
Putri, sudah dipastikan ini bukanlah nama sebenarnya dari wanita cantik itu
tapi yah sebut saja begitu agar mempermudah cerita. Melihat realita tersebut
pastilah saya yang hanya sebagai laki – laki biasa merasa minder dan yah bisa
dibilang ketika itu saya menyerah sebelum berperang. Sampai pada akhirnya saya
melihat adanya sebuah peluang. Yah, biarpun kemungkinan ini sangat tipis tapi
apa salahnya mencoba. Saya masih ingat betul pada masa itu, Hari rabu adalah
hari favorit saya, Kenapa? Karena pada hari itu ada mata pelajaran Komputer dan
ketika mata pelajaran itu berlangsung kita tidak belajar di kelas melainkan di
Lab. Komputer dan ketika di Lab. tersebut, sudah bisa dipastikan saya akan
duduk bersebelahan dengan putri (karena itu sudah menjadi keputusan mutlak dari
guru yang bersangkutan). Entah keberuntungan apa yang menyertai saya pada saat
itu, saya pun sangat bersyukur dengan keberuntungan itu dan memanfaatkan
kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Jadi tidak heran saya akan sangat
menunggu – nunggu datangnya hari rabu. Sejak saat itu saya dan putri menjadi
dekat pada hari rabu dan Seiring berjalanya waktu kami pun menjadi semakin
dekat. Biarpun begitu putri tetap menadapat perhatian dari banyak laki - laki
dan mereka tetap saja bersikap menyebalkan dengan nekat mencoba peruntunganya agar
bisa menaklukan hati Putri dengan memberikanya hadiah seperti coklat, bunga,
dan semacamnya. Tidak mengherankan karena pada dasarnya Putri adalah wanita
tercantik diangkatan saya. Tetapi itu semua sama sekali tidak berpengaruh pada
kedekatan saya dan Putri. Malah yang ada kami semakin dekat dan kedekatan saya
dengan putri pun semakin intens, Dan jujur pada saat itu Putri adalah alasan
utama saya kenapa saya rajin untuk masuk ke sekolah. Dan ini bukanlah hal yang
aneh, karena setiap orang pasti melakukanya.
Disetiap harinya saya
semakin jatuh cinta padanya dan disetiap hari pula saya mencari alasan agar
bisa ngobrol dan dekat denganya. Begitu pun ketika saya pulang sekolah saya
berpura – pura nanya PR, tugas, dan semacamnya lewat pesan singkat atau SMS.
Meskipun pada akhirnya saya juga tidak mengerjakan PR dan tugas – tugas
tersebut. Karena sebenarnya tujuan saya melakukan hal itu hanya satu, yaitu
agar bisa tetap mengobrol denganya biarpun kami berada di rumah masing –
masing. Lucu memang, tetapi itulah yang saya lakukan pada waktu itu. Perlahan
tapi pasti tindakan saya pun mendapat respon yang positif dari Putri, Dia
seperti membalas perhatian yang saya berikan kepadanya. Seperti menghampiri
saya ketika sedang istirahat, berlagak duduk di sebelah saya,bercanda – canda
di kelas, bahkan memakaikan dasi saya ketika hendak pergi kelapangan upacara
ketika hari senin (sebenarnya saya bisa pakai dasi sendiri tapi saya minta
dipakein Putri). Dan ketika Putri melakukan itu semua saya selalu melihat
matanya. Hal itu sangat canggung bagi saya tetapi saya menikmati di setiap
detiknya. Sorot matanya yang tajam itu sama sekali tidak bisa berbohong. Yah
memang benar apa yang telah dikatakan banyak orang pada saat itu, Cinta adalah hal yang rumit. Bisa
dibilang pada saat itu aku mulai mengerti, mengapa orang – orang mengatakan hal
tersebut. Dalam komik One Piece, Boa
Hancock pernah berkata “Cinta datang
bagai badai”. Ternyata hal itu memang benar adanya, kadang kita menjadi
seseorang yang kita tidak kenal sebelumnya hanya untuk orang yang kita suka.
Bahkan kita rela melakukan hal – hal konyol hanya untuk mendapat perhatian orang
yang kita cintai.
Seiring berjalanya
waktu, Kami pun sudah tidak canggung lagi untuk bercengkrama walaupun hanya
sekedar bersenda gurau, bercanda, bahkan hanya sekedar saling bertatapan dan
berbalas senyuman. Hal ini membuat teman – teman saya terutama laki – laki
keheranan melihatnya. Karena memang Putri dikenal sebagai wanita yang jutek,
judes, dan bersikap dingin kepada setiap laki – laki (yang saya liat dan saya
tau) tetapi sifat itu seakan hilang ketika Putri sedang bersama saya, Sama
seperti hilangnya sifat angkuh dan sombong pada diri Boa Hancock ketika sedang
berhadapan dengan seorang laki – laki bernama Luffy. Jadi sudah bukan sesuatu
yang aneh apabila kami terkadang istirahat bareng. Kedekatan saya dengan Putri
jelas mendapat perhatian khusus dari orang – orang terutama teman sekelas saya.
Hal ini membuat saya senang sekaligus waspada, Karena naluri saya sebagai laki
– laki mencium adanya potensi bahaya atau ancaman dari pihak – pihak tertentu
yang tidak menyukai kedekatan saya dengan Putri. Lalu apakah saya takut dengan
hal tersebut? Yang benar saja, Jelas saya tidak takut. Justru saya sangat
menikmati perasaan itu semua, Yah saya menikmati disetiap detiknya. Hati yang
tengah berbunga – bunga dan senang tetapi juga tetap waspada. Hahahahaha aneh
tapi itulah yang saya rasakan. Dan itu benar – benar terjadi dalam hidup saya.
Melihat saya dan putri
semakin dekat tidak mengherankan apabila kami terkadang bahkan sering di jodoh
- jodohin oleh teman sekelas kami sendiri. Seperti kebanyakan orang, saya pun
merasa tidak menyukai hal tersebut padahal jauh di dalam lubuk hati ini, Saya
merasa sangat amat senang. Tidak tanggung – tanggung kami juga di jodoh – jodohin
oleh guru kami sendiri (duh hati ini rasanya seneng bgt waktu itu). Benar -
benar sebuah kenangan yang teramat manis dan sulit untuk dilupakan. Mungkin kisah
ini akan saya ingat sampai hari saya tua nanti. Banyak sekali kenangan dan
moment – moment indah saya dengan Putri yang tersimpan di memori otak saya. Dan
salah satu moment yang paling berkesan buat saya adalah pada saat ketika di
pagi hari, Tetatnya ketika baru memulai hari disekolah. Bisa dibilang ketika
itu saya belum terlalu dekat dengan Putri, maksudnya belum akbrab – akrab
banget gitu. Sesampainya di sekolah saya langsung bergegas masuk ke kelas saya (
Waktu itu kelasnya X - 3 ) entah kenapa sadar atau tidak sadar mata saya langsung
mencari wajah Putri dan yap, Ketika mata saya menatap wajahnya ternyata mata putri
juga sedang menatap wajah saya yang sedang berada tepat di depan pintu kelas.
Pada saat itu juga saya kaget dan mengalihkan mata saya ke bawah karena malu dan
hal itu juga dilakukan oleh Putri. Entah kenapa ketika saya baru datang dan
masuk ke kelas X-3, Saya sering melakukan hal itu, bahkan bisa dibilang saya
melakukan hal itu setiap hari dan hal yang dilakukan Putri pun sama. Sampai pada
akhirnya di suatu pagi yang cerah saya melihat wajah putri di hari itu, Putri
pun melihat mata saya dan tersenyum lebar, yah dia terseyum sangat lebar kala
itu wajah Putri benar – benar manis. Ditengah hati yang berbunga – bunga saya
pun membalas senyumnya dengan malu – malu, dengan sangat gugup saya berjalan
perlahan mendekatinya (karna bangku saya ada di belakangnya) dan putri pun
memanggil nama saya dengan mesra dan sangat pelan namun terdengar nyaring di
telinga saya “Hai, Portgas” (nama
disamarkan) begitu sapaan Putri. Disaat itu saya merasa tubuh saya seolah
meleleh. Saya pun membalas sapaanya dengan nada cool pastinya “Hai Put”. Semenjak saat itu kami jadi
saling menyapa disetiap pagi. Benar – benar kenangan yang indah dan teramat
manis. Saking manisnya mungkin anda bisa diabetes apabila memakanya. Ternyata
memang benar apa yang dikatakan orang “Ketika
cinta pertama hadir waktu seolah melambat bahkan berhenti lalu ketika waktu
berputar kembali maka dia akan berputar dengan sangat cepat tanpa kita disadari”
(pengalaman pribadi si, jadi g semua orang merasakan hal yang sama).
Biarpun kami sudah
sangat akrab namun tetap masih ada keraguan di dalam hati saya untuk menyatakan
cinta saya kepada Putri. Alasanya sangat klasik yaitu saya takut cinta saya
ditolak oleh Putri. Dan apabila itu terjadi otomatis kedekatan saya dengan
putri yang saya bangun sekian lama akan hancur seketika. Pasti kalian bertanya
apabila sudah yakin Putri cinta dengan saya mengapa harus takut ditolak?
Pertanyaan yang sulit untuk dijawab, Saya terus saja menunda – nunda untuk
menyatakan cinta saya kepada Putri sampai saya naik ke kelas 2 SMA. Disitulah
petaka cinta dalam hidup saya dimulai, ketika itu kakak kelas saya menawarkan
adik kelas kenalanya untuk dikenalkan kepada saya. Nama wanita kenalanya itu
adalah Suci ( lagi – lagi nama disamarkan). Dilihat dari penampilanya Putri
masih jauh lebih cantik dari Suci. Jadi saya sama sekali tidak ada perasaan
apapun pada Suci. Dan hanya dalam waktu 2 hari saja untuk PDKT, Saya yang pada
saat itu seperti tidak ada beban perasaan apa – apa pada Suci langsung
menembaknya (menyatakan cinta maksudnya). Dan hasilnya cinta saya pun diterima,
jelas saya tidak menyukai wanita ini karena tujuan saya hanya ingin tahu
bagaimana respon si Putri apabila saya berpacaran dengan Suci. Apabila responya
negative saya akan segera memutuskan hubungan saya dengan Suci tetapi apabila
sebaliknya maka saya akan melanjutkan hubungan saya. Responya ternyata diluar
dugaan, Putri sama sekali tidak merespon hubungan saya dengan Suci. Bisa
dibilang tidak positif dan tidak negative melainkan hanya Netral.
Saya sebagai laki –
laki pun merasa bingung apa yang seharusnya saya lakukan. Melanjutkan hubungan
saya dengan Suci atau menyudahinya, Saya sama sekali tidak memiliki perasaan
cinta pada Suci saya hanya memiliki perasaan cinta pada Putri. Waktu terus
berputar, disetiap harinya saya semakin dekat dengan Suci karena memang kita
sudah berstatus pacaran sedangkan diwaktu yang sama saya juga sedang menunggu
respon dari Putri. Perlu kalian ketahui biarpun saya dengan Suci sudah
berstatus pacaran, Saya tetap menjaga komunikasi saya dengan Putri. Dan
kedekatan saya dengan Putri tetap tidak berubah sedikitpun biarpun saya sudah
berpacaran dengan Suci. Saya dengan putri tetap bercanda, saling berbalas
senyum (senyum disini bukan senyum biasa melainkan senyum mesra), ngobrol,
bahkan istirahat bareng. Apabila dilihat di permukaan Putri menganggap saya
hanya sebagai teman dekat saja, tetapi entah kenapa ketika saya melihat sorot
matanya saya merasakan adanya perasaan lain, Itulah hal yang membuat saya
bingung.Yap, kemungkinan besar itu adalah perasaan cinta. Kata orang mata
adalah cerminan hati. Mulut mungkin bisa berbohong tetapi mata tidak mungkin
bisa berbohong. Biarpun tanda – tandanya sudah sangat jelas tetap saja saya
masih tidak berani untuk menyatakan cinta saya pada Putri.
Saat itu saya benar –
benar bingung apa yang harus saya lakukan. Oke saya memiliki 2 pilihan.
Pertama, saya melanjutkan hubungan saya dengan Suci dan melupakan perasaan saya
dengan Putri. Opsi ini tidak memiliki resiko karena saya bisa tetap berpacaran
dengan Suci dan tetap menjaga hubungan kedekatan saya dengan Putri biarpun
tidak sedekat sebelumnya. Lalu pilihan yang kedua adalah saya putuskan Suci
lalu saya menyatakan cinta pada Putri. Opsi ini terbilang sangat beresiko
karena apabila cinta saya ditolak oleh putri maka saya akan kehilangan
keduanya. Dan apabila hal itu terjadi maka sudah bisa dipastikan hubungan saya
dengan kedua wanita tersebut akan hancur. Jadi sebagai pria normal saya pun
memilih opsi yang pertama. Waktu terus berputar sampai akhirnya saya naik kelas
lagi kekelas 3 SMA. Otomatis perasaan saya dengan Suci sudah berbeda karena
hubungan kami sudah berlangsung hingga 1 tahun lamanya. Hal yang wajar apabila
saya sudah memiliki perasaan cinta pada Suci pada saat itu. Tetapi saya juga
tetap menjaga hubungan saya dengan Putri sebagai teman dekat. Tetapi keanehan
demi keanehan terus terjadi apabila saya sedang bersama dengan Suci dan dilihat
oleh Putri. yap dari situlah saya mengetahui kalau ternyata Putri mencintai
saya. Semua menjadi bertambah rumit, Perlu diingat Saya bukanlah laki – laki bajingan yang tega menduakan cinta wanita.
saya memang menyukai wanita tetapi saya bukan tipe laki – laki seperti itu. Saya
dihadapkan dengan dua wanita yang sama – sama mencintai saya Putri dan Suci.
Saat itu saya ingin sekali berteriak “Oh,
Putri mengapa kau harus menunjukan cintamu padaku setelah sekian lama ?? dulu
aku sangat mencintaimu putri, Tapi kenapa waktu itu kau terus menerus membuatku
ragu. Aku ingin sekali mengutarakan cintaku padamu tapi aku takut kau menolak
cintaku dan apabila itu terjadi maka hubungan kita pasti akan hancur. Aku sama
sekali tidak ingin itu terjadi putri. Hubungan ku dengan Suci sudah berjalan 1 tahun
dan mengapa kau baru memberi respon itu sekarang ?, Mengapa kau memberikan aku
pilihan yang rumit Putri ? “.
Sayangnya semua
kedekatan yang saya dan putri alami hanyalah sebatas sahabat dekat saja dan
tidak lebih dari itu. Karena pada akhirnya saya tidak memiliki nyali untuk
menyatakan cinta saya kepadanya biarpun sebenarnya saya dan Putri ternyata sudah
sama – sama saling mencintai. Ternyata sebagai seorang laki – laki kita tidak
hanya sekedar bebekal keberanian saja untuk mendekati seorang wanita tetapi juga
harus berani untuk mengambil keputusan untuk memastikan sebuah hubungan
kedekatan tersebut. Biarpun resikonya adalah ditolak dan hal itu otomatis akan
merusak kedekatan kita dengan wanita tersebut. Jujur hal itu membuat saya
sangat menyesal pada waktu itu dan mungkin di sisa hidup saya. Lalu bagaimana
kabar putri sekarang, Baik – baik sajakah dia ? Ya, Putri baik – baik saja.
Apakah sudah mencoba mendekatinya sekali lagi ? Ya tentu saja sudah, Tetapi itu
semua sudah terlambat. Kenapa? Apakah Putri sudah menikah dengan seorang laki – laki lain? Tidak bukan itu masalahnya.
Hanya saja saya dan Putri sudah tidak memiliki perasaan yang sama lagi seperti
dulu, bahkan ketika kami bertemu pun kami sudah seperti manusia yang tidak saling kenal tetapi akrab di kepala, Apa kalian
mengerti maksudnya? Singkatnya kami seperti orang yang bingung.
Dan sudah bisa
dipastikan bahwa kami sudah tidak memiliki perasaan yang dahulu pernah ada di
hati kami. Semua sudah sangat jelas ketika saya melihatnya dari sorot matanya.
Sorot mata yang saya kenal dan penuh dengan kehangatan sudah berubah menjadi
tatapan mata biasa seperi layaknya melihat orang asing. Semua sudah sangat amat
terlambat dan semuanya juga sudah menjadi bagian dari masa lalu, kedekatan
kami, tatapan matanya, canda, tawa, dan semua itu sudah menjadi kenangan
masalalu yang tidak bisa diulang. Sangat amat disayangkan karena apabila cinta
kami bersatu kami akan menjadi pasangan yang hebat karena Putri adalah anak
basket (rumayan lah skillnya) sementara saya anak futsal (g jago2 amat si tapi
juga g bego2 juga, tapi yah bisa lah maen bola). Kita pasti tau menjadi anak
futsal atau basket punya prestis dan kebanggan tersendiri diantara para siswa
dan siswi SMA kala itu. Itulah sepenggal kisah cinta saya, Bisa di ibaratkan
Nasi sudah menjadi bubur, hal yang mustahil menjadikan bubur itu kembali menjadi
nasi. Jadi lebih baik saat ini saya berfikir untuk bagaimana caranya agar bubur
ini menjadi enak ketika di makan. Cinta memang terkadang sulit untuk dipahami.
Biarpun kami sudah suka sama suka tetap saja kami tidak di takdirkan untuk
bersatu. Saat ini aku selalu berdoa agar Putri mendapatkan jodoh yang baik.
Sekian cerita tentang pengalaman pribadi saya dan terima kasih……
kok cerita ini lebih seru ketimbang pembahasan one piece ya? wkwkwwk
ReplyDeletehanya kenangan pribadi aja mas bro hehehehehe
Delete